Pertanyaan ini ditujukan kepada Syekh Abdullah al-Bukhari, hafizhahullah
Pertanyaan: Apa hukum HP (Ponsel) kamera?
Jawaban: HP (Ponsel) dengan kamera adalah seperti yang lainnya, tidak ada hubungannya dengan larangan atau penghalalan karena dzatnya.
Berarti hukum-hukumnya tidak berhubungan dengannya, karena ia disebut ponsel kamera. Larangan atau penghalalan itu berkaitan dengan perkara luar. Ponsel ini asalnya adalah mubah seperti alat atau perlengkapan. Seperti ponsel seperti yang lainnya, dan kamera, seperti perekam, seperti radio.
Dari fungsinya sebagai alat, dia tidak berhubungan dengan pengharaman atau penghalalan karena dzatnya. Akan tetapi tertinggal: kita tidak mengatakan ponsel itu halal, tidak dengan kamera, atau haram karena padanya ada kamera. Ponsel itu asalnya seperti ponsel yang dipakai sebagai alat yang boleh dipakai.
Tersisa bahwa pengharaman yang berkaitan dengan ponsel kamera adalah karena hal yang lain. Kalau ponsel itu dipakai dalam perkara yang diharamkan meski walaupun tidak berkamera, berhubungan dengan telepon –ponsel tanpa kamera- dalam perkara yang diharamkan; dalam mengganggu kaum muslimin, dalam menulis sms yang diharamkan dengan ungkapan-ungkapan yang diharamkan. Tidak boleh. Ya. Kita mengatakan di sini, ini diharamkan. Bukan karena ia tanpa kamera. Namun karena dia digunakan untuk perkara yang haram. Maka di sini pengharaman bukan karena dzatnya, tapi karena hal lain karena berkaitan dengannya.
HP (Ponsel) berkamera, jika dipakai seseorang dalam memotret makhluk bernyawa atau memotret perkara haram yang tidak boleh, atau salib, atau semisalnya, maka ini tidak boleh. Kita tidak mengatakan, karena dia berkamera. Bukan. Karena dia memotret perkara yang tidak boleh dipotret.
Akan tetapi kalau digunakan memotret satu pohon, batu, jalan, rumah yang tidak ada orang dalam potret itu; atau memotret gambar yang jauh dalam dalam lingkupannya yang jauh itu ada sosok-sosok yang bergerak, kemudian kebetulan potret bangunan atau rumah atau pohon yang ada sosoknya yang tidak nampak jelas (tidak bisa dibedakan besar kecil), maka kami tidak mengatakan: diharamkan, karena ini bukan gambar (yang dimaksud). Yang dikatakan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:
(إنما الصورة الرأس) أو(إنما الرأس الصورة)
“Gambar itu adalah kepada.” Atau “Kepala itulah gambar”
Sedangkan di sana ada orang-orang yang tidak jelas, tidak bisa dibeda-bedakan, kecil atau besar, laki atau perempuan, pemuda atau orang tua. Tidak bisa dibedakan. Tidak diketahui karena jauhnya gambar atau tidak nampaknya figur dan sosok manusia. Pengharamannya tidak berkaitan dengan kamera. Berkaitan dengan pemakaian seorang hamba. Sebagaimana yang aku katakan seperti radio atau perekam. Ada manusia yang digunakan untuk mendengar kebaikan, syarah-syarah, kajian, dan al-qur’an. Sedang manusia yang lain memakainya untuk nyanyian dan lainnya yang dilarang.
نص السؤال:
ما حكم الجوالات بالكاميرا؟؟
جواب الشيخ
الجوالات ذات الكاميرا هي كغيرها لا يتعلق بها تحريم أو تحليل لذاتها.
يعني الأحكام لا تتعلق بها أنه جوال يُسمى بالكاميرا، التحريم أو التحليل يتعلق بالأمر الخارجي، هو في أصله مباح كجهاز أو كآلة، مثل الجوال كغيره والكاميرا، ومثله مثل المسجل، مثله مثل الراديو.
فمن حيث دلالته هو كآلة لا يتعلق فيها تحريم ولا تحليل لذاتها، لكن يبقى ما نقول هو حلال ليس بكاميرا أو هو حرام لأن به كاميرا، هو بالأصل كجوال يُستخدم كجهاز جائز الاستخدام.
يبقى أن التحريم الذي يتعلق به لغيره، فلو استُخدم هذا الجهاز في أمر محرم حتى ولو ليس به كاميرا فهو حرام، الاتصال بالهاتف هذا الجوال بغير كاميرا في أمر محرم في أذية المسلمين، في كتابة الرسائل المحرمة بألفاظ محرمة لا تجوز، نعم. هنا نقول هذا محرم، لا لأنه بغير كاميرا، بل لأنه أتى به بأمر محرم، فهنا التحريم لا لذاته، بل لغيره لما تعلق به، فالجوال بالكاميرا إذا ما استخدمه الإنسان في تصوير الأرواح أو في تصوير أمور محرمة لا تجوز أو الصلبان أو نحو ذلك، فهذا لا يجوز، لا نقول لأن به كاميرا.. لا، لأنه صوّر ما لا يجوز تصويره، لكن لو صوّر شجراً حجراً طريقاً بيتاً ، لا إنسان فيه لا شخوص، لو صوّر مكاناً بعيداً وفي ساحاته البعيدة تلك أناس يتحركون فصادف تلك الصورة لمبنى أو بيت أو شجر فيه شخوص شخوصهم ظاهرة فلا نقول محرم ،لأنه ليست صورة هذه، إنما النبي عليه الصلاة والسلام يقول: (إنما الصورة الرأس) أو(إنما الرأس الصورة) وهنا الشخوص غير ظاهرة لا تُميّز، فلا يُميّز صغيراً أم كبير، ذكراً أم أنثى، شاب أم شيخ، لا يُميّز لا يُعرف لبعد الصورة وعدم ظهور ملامح الناس والشخوص، فهو التحريم لا يتعلق بالكاميرا، يتعلق بما يستخدمه العبد وكما قلت مثله مثل الراديو أو المسجل، فناس يستخدمونه لسماع الخير والشرح والدرس والقرآن، وأناس يستخدمونه للغناء ولغير ذلك من هنا جاء المنع.
Sumber:
==========================================================
Untuk melengkapi kami bawakan Fatwa-fatwa Asy-Syaikh Al-’Allamah DR. Shalih Al-Fauzan hafizhahullah seputar bencana akibat penyalahgunaan HP kamera:
Pertanyaan: HP kamera semakin marak akhir-akhir ini, anak-anak kami pun sudah memilikinya, bahkan antara pemuda saling bertukar foto dan film-film seronok, kami harapkan dari engkau wahai Syaikh sebuah nasihat kepada para orang tua agar mengawasi anak-anak mereka, demikian pula kepada para guru di sekolah, dan juga pengarahan bagi anak-anak itu sendiri!
Jawab: Munculnya HP kamera termasuk bencana. Seorang muslim hendaklah bertakwa kepada Allah Ta’ala; menghindari HP seperti ini dan membeli HP tanpa kamera, baik untuk ia gunakan, maupun untuk anak-anaknya. Dan hendaklah ia melarang anak-anaknya menggunakan HP kamera. Karena wajib atasmu melarang mereka, Allah Ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَاراً وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.” (At-Tahrim: 6)
Dan menggambar (makhluq bernyawa) termasuk sebab mendapatkan adzab di neraka. Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:
[ كل مصور في النار يجعل له بكل صورة صورها نفسا يعذب بها في جهنم ]
“Setiap tukang gambar tempatnya di neraka, setiap apa yang dia gambar akan dijadikan ruh untuknya yang kemudian akan mengadzabnya di jahannam.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Sedang Allah Ta’ala telah berfirman, “Jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”. Maka hendaklah seorang muslim bertakwa kepada Allah dalam dirinya dan anak-anaknya; hendaklah ia melarang mereka menggunakan HP kamera dan menggantinya dengan HP tanpa kamera.
Teks asli:
السؤال يقول : كثر في الآونة الأخيرة جوالات الكاميرا ، وأصبحت في أيدي أبنائنا ، ويحصل فيما بين الشباب تناقل الصور والأفلام القبيحة ، نريد منك يا شيخ توجيه الآباء لمراقبة أبنائهم ، وكذلك المعلمين في المدارس ، وأيضا توجيه الأبناء ؟
الإجابة :هذا من الفتن ظهور هذه الجوالات ذات التصوير هذا من الفتن ، فعلى المسلم أن يتقي الله وأن يتجنب هذه الجوالات وأن يشتري من الجوالات التي ليس فيها تصوير ويشتري لأبنائه منها ويمنعهم من جوالات التصوير لأن هذا يجب عليك ، قال الله جلا وعلا: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَاراً وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ [التحريم : 6] .والتصوير مما يسبب العذاب في النار قال صلى الله عليه وسلم : [ كل مصور في النار يجعل له بكل صورة صورها نفسا يعذب بها في جهنم ] والله جلا وعلا يقول : قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَاراً فعليه أن يتقيَ الله في نفسه وفي أولاده ويمنع من الجوالات ذوات التصوير ويأخذ من الجوالات التي ليس فيها تصوير
Pertanyaan: Fadhilatus Syaikh, saya memiliki HP yang disertai kamera video dan foto. Aku menggunakannya dalam kebaikan insya Allah, seperti merekam ceramah agama dan lain-lain. Namun terkadang aku memotret anak-anakku dengan HP tersebut, bagaimana pendapatmu –hafizhakumullah-?
Jawab: Merekam ceramah agama dan al-Qur’an adalah sesuatu yang baik. Adapun membuat gambar bernyawa, itu adalah kebatilan. Haram hukumnya memotret anak-anakmu ataupun makhluk bernyawa lainnya. Membuat gambar bernyawa haram, terlaknat orang yang melakukannya dan ia termasuk yang paling keras adzabnya pada hari kiamat, sebagaimana dijelaskan dalam hadits-hadits yang shahih. Maka hendaklah engkau menjauhi perbuatan itu.
Teks asli:
السؤال : وهذا سائل يقول: فضيلة الشيخ لدي جوال يحتوي على كاميرا فيديو وكـاميرا فوتوغرافية ، وأستخدمهـا في الخير إن شاء الله مثل تسجيل المحاضرات وغيرها ، وأصور بعض الأحيـان صورا لأطفـالي في البيت ، فما رأيكم حفظكم الله ؟
الإجابة : أما تسجيل المحاضرات وتسجيل القرآن هذا شيء طيب أما التصوير فهو باطل ما يجوز التصوير مايجوز حرام تصوير أولادك أو تصوير غيرك ، تصوير ذوات الأرواح حرام وملعون من فعله وهو من أشد الناس عذابًا يوم القيامة كما جاء في الأحاديث الصحيحة فعليك بتجنب التصوير .
Pertanyaan: Sebagian orang beranggapan bahwa memotret dari HP kamera hanyalah sekedar menangkap bayangan dan tidak mengandung perbuatan menggambar yang diharamkan, bagaimanakah hukumnya?
Jawab: Tidak diharamkan menurutnya. Adapun menurut Sunnah dan dalil-dalil syar’i, hukumnya haram secara umum, pelakunya terlaknat dan paling keras adzabnya pada hari kiamat. Maka apa yang mengecualikan HP kamera dari keumuman ini!?
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam mengharamkan gambar bernyawa secara mutlak dengan sarana apa saja, baik dengan HP, dengan kamera, dengan tangan, maupun dengan alat lukis. Siapakah yang berhak memberikan pengecualiaan kepada Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam (yaitu dengan mengecualikan foto kamera, padahal haditsnya umum) !? Dan siapakah yang boleh menambahkan sesuatu kepada Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam (yakni menganggap perkataan beliau masih kurang, sehingga perlu ia tambahkan) !?
Kecuali untuk kebutuhan darurat, para ulama muhaqqiq telah mengecualikan foto dalam keadaan darurat. Jika seseorang membutuhkan gambar bernyawa karena alasan darurat maka hal ini dibolehkan berdasarkan firman Allah Ta’ala:
وقَدْ فَصَّـلَ لَكُم مَّـا حَرَّمَ عَلَيْكُمْ إلاَّ مَا اضْطُرِرْتُمْ إلَيْهِ
“Sesungguhnya Allah telah menjelaskan kepada kamu apa yang diharamkan-Nya atasmu, kecuali apa yang terpaksa kamu memakannya.” (Al-An’am: 119)
Adapun menggambar obyek bernyawa karena hobi atau seni, baik dengan kamera, dengan tangan, atau dengan apa saja, maka hukumnya haram. Kecuali karena darurat saja yang diberikan rukhshoh (keringanan), itupun harus disesuaikan dengan kadar daruratnya.
Teks asli:
السؤال : ما حكم التصوير من جوال الكاميرا حيث يقول بعض الأشخاص بأنه مجرد حبس الظل وليس في ذلك أي شيء من التحريم فما حكم ذلك ؟
فأجاب حفظه الله :ليس فيه شيء من التحريم عنده أما عند السنة والأدلة فالتصوير بعمومه حرام وملعون المصور وهو أشد الناس عذابا يوم القيامة فما الذي يخرج الجوال من هذا ، الرسول حرم التصوير مطلقا بأي وسيلة : جوال ، كاميرا ، باليد ، بالرسم حرمه تحريما مطلقا ، فمن يستثني على الرسول صلى الله عليه وسلم ويستدرك على الرسول إلا أن العلماء المحققين استثنوا حالة الضرورة إذا احتاج الإنسان للتصوير للضرورة فيباح هذا من أجل الضرورة لقوله تعالى: وقَدْ فَصَّـلَ لَكُم مَّـا حَرَّمَ عَلَيْكُمْ إلاَّ مَا اضْطُرِرْتُمْ إلَيْهِ [الأنعام : 119]
أما التصوير للهواية والتصوير للفن التصوير بالكاميرا أو باليد أو بأي شيء فهو حرام ولا يجوز إلا للضرورة فقط بقدر الضرورة رخصة ، رخصة من أجـل الضـرورة فقط .
المصدر : درس الشيخ صالح الفوزان حفظه الله يوم الإثنين 15 شوال 1427 هـ تفسير من سورة الحجرات إلى سورة الناس
Sumber: www.sahab.net melalui http://nasihatonline.wordpress.com/2010/07/04/bimbingan-ulama-seputar-bencana-hp-kamera/